Senin, 14 September 2009

ACEH

Sebentar lagi, dengan sebagian teman2 kantor, kami akan boyongan ke Aceh – untuk beberapa bulan. Untukku pribadi, jika jadi ikut – karena aku cuma bantu2 aja disana - ini perjalanan yang bikin adrenalin naik mengingat aku belum pernah kos sebelumnya. Perjalanan paling lama meninggalkan rumah ya waktu ke tanah suci, selama hampir 40 hari - 7 th lalu. Waktu itu, seperti kebanyakan calon haji, kita diantar rame2, bahkan tetangga pagi2 buta masih nyempetin dateng ke rumah, ngasih sangu, doain, dan sebelumnya, malam harinya, masih ada sepupu dan tetangga2 yang berbaik hati menduduki koper ku, supaya koperku bisa ketutup. Betapa guyubnya....betapa menyenangkannya, tau kalau kita akan dirindukan...

Ke Aceh memang nggak seperti ke Makkah. I know. Nggak tau kenapa, perasaannya sama aja. Ya, mudah2an begitu. Mudah2an ada yang merindukan. Yaaa, paling nggak ibu yang tiap pagi kusempetin untuk ku peluk dan kupijet2 punggungnya sebelum aku berangkat kantor. Ritual ku dengan ibu setiap pergi kekantor pasti bikin aku kangen. Buatin teh yang kadang2 makan waktu karena aku bingung hari ini mau teh apa dicampur dengan teh apa ya supaya dapet teh yang enak, nyiapin obat, masak makanan pagi, masakin susu, nyisir rambut ibu yang tiap kali kusisir, berarti aku merontokkan sebagian helai putihnya, mencium tangan dan memeluknya sebelum berangkat, sampai dadah-dadahan sampe aku bener2 menghilang....duh, gusti.........

Belum lagi malam2 ketika kamarku dibuka (aku udah pernah cerita ya, kalo udah bbrp bulan ini aku nggak pernah ngunci pintu kamar.... atau diketok karena ibu mau ”pee” atau mau tidur bareng aku...)

Atau ketika sebelum tidur kita nyanyi bareng2 : ”in de groene dal, in t stille dal...” sampe uro2 lagu jawa : Lindri, patang telung kati, lauk-e bothok teri, nek di dhemek, mak netttttt, sambil neken2 tanganku......

Ya Allah, aku pasti rindu ibu. Indahnya kebersamaan, kata Aa Gym. Betul itu!.

Untuk mengganti semua yang hilang itu, aku berharap dapat lebih di tempat baru ku – lebih ke kaya batin, tentunya. Lebih dari itu, dengan kepergian ke Aceh pas bulan ramadhan, aku sih cuma berharap, bulan puasa kali ini ”lebih bermakna” dibanding ramadhan sebelumnya. Nggak cuma nambah rajin tadarussan yang dipompa sekuat tenaganya pas ramadhan, trus kesininya cuma ditiup2 aja. Masih kurang beberapa lembar lagi sebelum menggenjot lagi di bulan yang di tunggu2....

Kata pak Bos, September ini aku brangkat karena peaknya di Sept-Oct. Tadi pagi udah ditanya mau brapa lama. Aku crita ke pak Bos. This is the same question i had waktu aku baru kerja 2 mingguan di Hellen Keller Int. Cuma, disana aku menolak mentah2 waktu disuruh (bukan diminta) ke sana. Doktor ganteng itu nanya :

AS: nita, kamu ke Lombok ya, minggu depan.

NS : for how long, sir?

AS : It depends

NS : on what?

AS : On how long can you settled things

NS : on what things?

AS : It depends

NS : on what? ( mulai jengkel)

AS : On what you can do there

NS : No, sir. Thank you, but no - thanks.

Ini kejadian udah beberapa kali, waktu aku masih anak baru - sampe bos ku kesel, dan 1 th kemudian nggak pernah nanya2 lagi, sampe aku keluar, hehe...Lha wong dia aja nggak tau persis tugasku apa aja....

Sorry sir, aku memang (mungkin) lahir sore hari, tapi aku bukan anak kemarin sore...hehe...

Tags: | Edit Tags

Tuesday September 12, 2006 - 12:12am (PDT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar