Minggu, 27 September 2009

KRONOLOGIS

Seperti iklan LA light, andai aja aku bisa mengulang2 jawaban ini : dirumah, tidur, sendiri..

Karena ya, banyak sekali pertanyaan yang setipe. Begitu temen2/ sedulur2 tau aku kena ca st 4, maka pertanyaan nya adalah : Ketahuannya gimana? Yang dirasa apa? Kok tau2 udah stadium lanjut, emang nggak berasa sebelumnya? Kenapa bs kena? Dll dll.

Untuk ringkasnya (ringkas, Nit?...), aku tulis ini supaya (mudah2n) mengurangi untuk menjawab pertanyaan2 tsb.

Jd, sekitar 27 Agustus 2004, aku untuk pertama kalinya periksa ke Dr Evert (Onk) di Ambassador krn keluhan benjol di ketiak kiri, pdhl waktu mens udah 2 mingguan lewat.

19 Nov, mammo di RS Tebet.

24 Nov, USG di RSCM

26 Nov lab sitologi – FNAB – tertulis :

1. Sediaan sitologi aspirasi benjolan di ketiak kiri mengandung struktur fibrofatty tdk ditemukan sel tumor ganas

2. Sediaan sitologi aspirasi benjolan di payudara kanan mengandung kelompok sel epitel kelenjar dg inti seraga,. Foam cell dan sel radang campuran. Tdk ditemukan sel tumor ganas.

Kesimpulan : mammary dysplasia

3. Sediaan sitologi aspirasi benjolan di payudara kiri mengandung sedikit sel lemak, serabut jaringan ikat dan sel radang campuran. Tidak ditemukan tanda khas/sel tumor ganas.

Krn seinget ku dokter yang menerima hasil itu bilang : nggak papa, habiskan aja obat ( akulupa) dan kembali lagi (lupa juga, 3 atau 6 bulan lagi untuk pemeriksaan ulang) – kalo nggak salah di bag patologi informasikan juga kalo nanti di biopsi lagi akan pakai diameter jarum yang lebih besar (padahal waktu itu sepertinya – lupa2 inget agak sakit krn ditusuknya, rasanya dalam...) – jadi takut.

Krn waktu itu di RSCM banyak sekali dokter yang periksa ( laki2), sebelum dr. “beneran” periksa aku – maka aku ”kapok ( lebih tepatnya, malu, untuk diperiksa laki2)

Waktu itu kalo breast kanan diperiksa, aku tutup satunya pakai kerudung, begitu juga sebaliknya.

Alhasil, aku nggak pernah periksa lagi sejak itu. Sampai....

27 agustus 07. Untuk pertama kalinya bekam di dkt D’ bes fatmawati. Tadinya krn tumit berasa sakit, juga rasa sakit di dada ( wkt itu ga tau persis, apa udah keras spt skrng, tp rasanya nggak, krn kalo ya, pasti udah aku keluhkan ke dokter). Ya, di klinik tsb ada dokternya juga, Anak FKUI th 88, namanya dr. Afif Amrullah.

lewat...krn ramadhan dan dtg lagi setelah lebaran, kira2 november

Kali ini dengan keluhan dada sakit (lupa, tp keliatannya udah mulai ”mengganggu pikiran”). Diminta untuk rutin bekam dan minum herbal. Yang dirasakan adalah dada yang makin mengeras (breast kanan) dan cenut2 yang lumayan sering. Sakit, nyeri.... (aku jarang ngeluh, jd kalo aku bilang sakit, kt temen2, ”pasti udah sakit banget bagi kita2”..)

Jadilah aku bekam rutin 1 minggu sekali. Sekitar Desember, dokter Afif menyarankan untuk rontgen lateral.

Hasilnya ga keliatan (26.12.08), jd diminta untuk USG, ( krn, saya bilang ke dr Afif : kapok, mammo krn sakit luar biasa ( waktu th 2004 itu smp keluar airmata...)

USG tertunda krn dokter Dyah di RS Tebet cuti. Minggu I USG, besoknya hasil saya ambil (09.01.08 ). Kesan yang tertulis : ca mammae kanan dg pembesaran KGB axilla kanan multiple

Tertulis juga :

Massa padat cukup besar, inhomogen, bts tdk jelas dg kalsifikasi di dalamnya dg ukuran +/- 10.3 X 2.65 potongan trasversal n 10.8X3.58 cm potongan logitudinal dg pelebaran sebagian ductus lactiferus. Musculus pectoralis d daerah massa tsb tdk jelas lg. KGB axilla kanan tampak multiple dg terbesar 1.77X1.87

Trus ku sms dr Walta (Sabtu, 12 .01.08), teman baik ku, n diminta dtg kesana, pagi itu juga (tetep rikuh, sebenernya, mengingat pemeriksaan2 di dokter terdahulu – tp seingetku, sejak dulu, Walta orangnya sopan dan rajin shalat, makanya aku braniin diri sms Walta ).

Setelah pemeriksaan dr Walta bilang : 3 A. beliau juga bilang hrs segera. Pilihannya akan mastektomi radikal kemudian kemo. Tergantung hasil biopsi.

Tentu serem, dengernya!.

Ada banyak kekuatiran. Estetis, psikologis, biaya. Semua campur jd satu.

Blm pengobatannya yang kuliat wkt kakak kandungku, almh mbak Djanti di treatment, pengobatannya lebih sakit dari penyakitnya sdr. Obat2an yang aku baca di majalah info halal blm tentu halal (ini cuma jd pembenaran aku aja thd apa yang aku pilih), kimiawi yang akan masuk tubuh, dll dll

Untuk menenangkan, pd kesempatan kedua, dr Walta minta aku baca buku pegangan yang beliau buat: bahwa akan ada penanganan estetis, dan lain2 tindakan akan diberikan yang terbaik oleh dr. Walta. Aku, 100000% percaya beliau. Sekali lagi, aku tau dari dulu, beliau org baik.

Pd kesempatan itu aku dikasih tau ttg perlunya penanganan cepat krn penyebaran selnya yang radikal. Anggap jika pembelahan hr ini adalah hari pertama, maka tindakan harus dilakukan 90 hari paling lambat. Masalahnya kita ga tau apa hr ini adalah hr 1 pembelahan cell terjadi atau, hr ini adalah hr ke 89. bgt kira2 penjelasan beliau. Juga, pentingnya biopsi, yang setelahnya, hrs sgr dilakukan treatmen, entah obat anti radang, entah kemo atau operasi. Yang jelas, begitu aku siap di biopsi, konsekuensinya adalah : treatmen selanjutnya (apapun itu) harus dijalani. Secepatnya.

Dengan segala penghormatan thd dr. Walta, Konsekuensi hbs biopsi itu yang aku belum siap.

Saat yang sama aku juga yakin bahwa pengobatan ala Rasul (Thibbun Nabawi) adalah keputusan terbaik saat itu. Kasarannya, kalaupun nanti aku nggak ada, aku sedang menjalani sunnahnya. Jadi, walaupun dr. Walta sudah wanti2 krn blm ada kejelasan medisnya, hy berdasarkan empiris, aku tetap melakukan bekam (blood copping) dan herbal.

Ini List yang aku minum daily selama 8 bulan (capek, memang..):

Kapsul ( @ 2- 3 kapsul kec Habbats 4 kapsul tiap minum)
1. Habbatussauda (jinten item)
2. Kunir putih
3. Sambiloto
4. Rumput Mutiara ( u smtr dihentikan krn ktnya bs nyebabkan hb ku melorot, tp kalo nyeri mulai minum lagi)
5. Bidara upas (sma, kalo udah ga pusing akan diterusin lg)
6. Suplemen 1 ( isi beepolen, habbats dan apa gt, lupa)
7. Suplemen 2 ( anti oksidan isi rimpang2)
8. Keladi Tikus

Seduh
1. Ciplukan ( kadang makan seger daunnya untuk kumakan plus madu)
2. Kunir putih seduh (spt ciplukan, hanya pagi dan malam)

Minyak (diminum tak terbatas):
1. Minyak ekstrak habbats (jinten item)

2. Minyak Zaitun

Jadi, aku nggak lagi pergi periksa ke dr. Walta. Aku ngrasa akan membuatnya kecewa krn nggak nuruti saran terbaiknya. Padahal beliau bilang, ga usah kuatir soal (antara lain) biaya. Kesininya emang berasa banget bantuan dokter. Walta nggak pernah charge tiap konsul. Bahkan biaya insisi/biopsi nggak dimasukkin, juga obat2an yang lgsg dapet harga murah dengan modal nyebut nama beliau. Ada pil kemo yang harganya 3,5 jt untuk 2 minggu, padahal aku make bbrp siklus dg istirahat 1 minggu), ada obat obat kemo tulang yang harganya 3 juta per 6 ml, dipake tiap 3 minggu (harga udah potongan). Selalu menyebut : ”untuk kawan baik saya” di tiap telpon kemanapun, menyebabkan aku mendapat perlakuan khusus dimana2. Di ruang radiologi (temennya dokter ya bu? Temen dimana?) juga dengan suster2 ruangan, di ruang operasi

Waktu berjalan, aku rajin buka internet, tanya sana sini (aku menghindari pengobatan alterntif yang pindahin penyakit ke ayam atau telor, juga pengiriman tenaga - krn nggak tau siapa yang mindahin).

Seperti yang Bill Gates bilang : dr internet kita bisa cari ”chip” komputer dan mendapatkan ”chip” kentang ( masukan apapun, bisa bener, bisa salah). Tp informasi terus kucari.

Breast masih keras ( pdhl udah bulan ke 8 lebih pengobtaan herbal). Suka lemas ( krn dr dulu aku darah rendah – 3 bln lalu periksa darah, ternyata juga hb ku lumayan rendah). Tumitku sakit skrng udah lebih nyeri, jd jalan agak pincang. 2 kali bekam pernah nyaris ditolak krn terlihat lemas, pucat. Tp krn jauh dan udah smp sana, aku tetep minta di bekam (setelah diminumin madu kurma dan air teh). Pernah juga istirahat, tiduran dulu sebelum pulang. Jauh juga, Fatmawati – pancoran (rumahku di dkt kompleks BI patung pancoran – itu knp temen2 laki2 pasti pada mandi di rumah setelah tanding bola, wkt jaman SMA dulu).


Bulan Agustus 2008, 8 bulan setelah aku diketahui stadium 3A.

Aku ngeluh ke dokter di klinik herbal, ttg dada yang tertarik, punggung sakit dan batuk 3 minggu yang nggak brenti2. Dijawab : Tak jls, kec dg usg, cm ane kawatir km jd lbh cemas. Ga ada jawaban dr dokter stlh aku reply : Insya Allah siap denger kondisi terburuk apapun, dok.


Krn nya, aku sms juga ke Walta, dng catatan : aku nggak mau dimarahin. Spt biasa, beliau minta hr itu juga diperiksa. Jadilah, Agustus 16 malem aku priksa, ditemani mbak Sri dan Yanto, adikku.


Gimana mau marah, Nit…. Aku sedih kamu begini, nit. Ini minimal 3C (wktu dtg, ngomongku udah susah krn susah nafas, leher bengkak dan ketiak kanan bengkak ga bs digerakin keatas, jalan terpincang2 krn dada terasa ketarik dan punggung sakit..).


Hasil diagnostik nunjukkin kalo udah ada penyebaran ke paru (penyebaran ke paru nyebabkan paru memproduksi cairan terus, dan paru ku kerendem air dan penyebaran terlihat dihati). Sabtu, aku diminta untuk bone scan, krn beliau bilang curiga udah ke tulang. Ga ada yang ditutupin oleh dokter, jd aku dan siapa yang anter sll siap denger kemungkinan terburuk.


Sabtu bone scan di RSPP, Selasa kontrol lagi (senin libur bersama independence day). Dan, menurut dokter aku masuk stadium 4. Aku diminta untuk masuk RS besok, untuk diambil cairan dan biopsi. Yang tdnya diperkirakan singkat, ternyata hrs 8 hr krn aku kekurangan Hb ( HB ku 5 dari normal 12) dan harus transfusi. Biopsi smp 2 kalikrn jarum biopsi nya nggak bisa nembus breast ku. ”Ilmunya dikeluarin, Nit. Jarumku sampe bengkok gini....”, bgt kata dokter. Breast ku emang keras banget, kayak batu.

Akhirnya, aku di insisi. Dibelah, dicuthik, dijait.


Bgt selesai hasil2nya, aku diminta sgr radiasi.

Tags: | Edit Tags

Tuesday September 23, 2008 - 09:45pm (PDT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar