Senin, 14 September 2009

"Selasa Bersama Morrie" by Mitch Albom

Apakah ini akan mematikan?
Ya
Jadi, tak lama lagi saya akan mati?
Ya. Maaf.

Percakapan ini antara lain menggiring pembaca untuk mengetahui latar belakang Morrie ”the coach” Schwartz , mahaguru yang pernah jd dosen Mitch 20 th lampau dan kemudian menjadi guru kehidupan bagi Mitch menjelang akhir hidup sang GURU. Kebutuhan akan pelajaran tentang makna hidup membuat Mitch berkepentingan untuk terbang ke Massachusetts mendapatkan “kuliah akhir” setiap selasa ( persis seperti jadwal mengajarnya dulu).
Ini buku kedua dari Albom yang kubaca setelah Five people you will meet in Heaven. Yang ini kisah nyata dosennya...

Ketegaran profesor Morrie menghadapi saat kematian (Morrie menderita penyakit syaraf Lou Gehrig/ALS) jarang didapati pada orang orang kebanyakan. Tapi ini nggak berlaku untuk Morrie. Menjelang kematiannya ia melakukan refleksi hidup, perenungan - kontemplasi dan kajian mendalam tentang apa yang dijalaninya, dan membaginya dengan orang lain.

Kuliah diadakan setiap selasa, dekat jendela ruang kerja tempat dimana Morrie menikmati pemandangan kembang sepatu merah jambu-nya, dengan topic pembicaraan tentang dunia, tentang mengasihani diri sendiri, tentang penyesalan diri, tentang kematian, keluarga, emosi, takut menjadi tua, uang, cinta yang tak sepadan, perkawinan, budaya, tentang maaf, tentang hari yang paling baik, tentang kesadaran mengenai maksud dan tujuan hidup, eksistensi dan fungsi ruang waktu terhadap seseorang yang dapat dirangkum dalam satu kata : memaknai hidup..

Tak perlu menunggu waktu menjelang ajal untuk melakukan perenungan karena ketika seseorang mengerti akan makna hidup, maka mereka akan sadar : Waktu tak terbatas, hanya waktu manusia lah yang ada batasnya. Karena kita nggak tau kapan waktu KITA akan mencapai batas akhirnya, maka apa yang harus diselesaikan, mustinya segera diselesaikan karena seperti disebut diatas, kita nggak akan tau kapan batas waktu kita. ..

Its a wonderful wonderful book, a life’s final lessons – a heart warning. Banyak kutipan yang sengaja kucatet karena kata2nya sangat indah dan dalam. Ini beberapa kutipannya :

1. Yang penting dalam hidup adalah belajar memberikan cinta kita, dan membiarkan cinta itu datang. Ini adalah jawaban Morrie atas pertanyaan Mitch : bagaimana bisa, Morrie terharu pada org yang sama sekali nggak dikenalnya? Ini agak sulit diterangkan krn dg keadaan menderita, Morrie merasa lebih akrab dengan sesama (this is a positive view of life..). Penderitaan mrk juga penderitaan Morrie. Lebih peka akan org lain membuatnya merasa terseret ke situasi yang dihadapi orang lain. Ternyata, itulah cinta...

2. Aku membiarkan aku menangis sedikit setiap hari jika itu perlu tapi setelah itu pusatkan perhatian pada segala hal yang baik dalam hidupmu. Setiap pagi kubiarkan aku menangis sedikit. Tapi hanya itu. Ini tentu sangat sulit dilakukan karena kebanyakan orang membiarkan diri menangis berkepanjangan dan nggak ngliat apa yang masih dia punyai untuk disyukuri....

3. Kebanyakan dari kita seperti orang yang berjalan dalam tidur. Ini karena hidup memang buat kita terlelap, mengerjakan hanya yang terpikir aja.. Banyak orang terbuai dengan kemapanan hingga ”takut bangun”. What a lesson!

4. Kamu tau? Kata Morrie. Yang kulakukan sekarang adalah mematikan perasaan akan pengalaman. Belajarlah mematikan perasaan. Ini warning dari Morrie untuk tidak mengikatkan diri pada kebendaan karena segala sesuatu tidaklah kekal.

5. Bila kita belajar cara menghadapi maut, berarti kita belajar cara menjalani hidup.

Ada beberapa yang menarik lainnya yang akan menyebabkan kutipannya akan panjang. .
Sangat panjang - karena kuliah ini memang nggak akan pernah berakhir...
Pernahkah anda mempunyai guru seperti Morrie?

Tags: | Edit Tags

Wednesday March 28, 2007 - 07:11pm (PDT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar