Minggu, 27 September 2009

Al I'tiraf

"Ilahi lastu lil firdausi ahla.
Wala aqwa 'alan naril jahimi.
Fahabli taubatan waghfir dzunubi.
Fainnaka ghafiru dzambil 'adhimi..."

"Oh Tuhan, aku bukanlah ahli surga.
Juga tak mampu menahan siksa neraka.
Maka terimalah taubatku dan limpahkanlah ampunan atas dosaku.
Hanyalah Engkau Pengampun dosa- hambamu
…..


Beberapa hari lalu aku pasang lirik Indonesia lagu diatas di status fb. Saat menulis itu, aku sdg dirumah, atas saran dokter untuk istirahat. Saat yang sama, lagu tersebut terus2an terdengar dari hape. Ada alasan kenapa lagu tsb kupasang berulang. Pertama krn aku sdg merasa kesakitan dan ga bs minum pain killer krn lagi puasa. Kedua, hampir setiap denger lagu ini aku nangis.

Jadilah untuk pengalihan rasa sakit, aku nangis sambil meresapi liriknya. Dan, mengingat kematian selalu berhasil menguras emosi. Rasanya seperti melakukan katarsis dengan terus2an menempelkan di kepala apa yang udah kita lakuin, apa yang akan kita bawa.

Dan kita selalu saja merasa kurang bekal…

Dan, makin memikirkan hal tersebut, hilang rasa sakit yang ada penyesalan betapa sbg manusia banyak dosa yang udah ku lakuin. Untuk sementara, “pain killer” jenis ini bs membuat aku tertidur nyenyak, setelah capek menangis mohon ampun..

Sisa umurku berkurang setiap hari
Dosa dosaku makin bertambah, ya Illahi
Hamba berdoa dan bersimpuh menyembahMu
Mengaku menyeru dan memohon ampunanMu..

Inti lagu tersebut berhasil menghantarkan aku pada sebuah pengakuan betapa kita nggak siap untuk masuk neraka. Juga nggak pantas menyebut diri ahli surga.

Lagu ini memang berjudul I’tiraf (pengakuan). Sebuah warisan penyair superpopuler kelahiran Persia : Abu Nawas. Yup, abunawas yang suka kita dengar kisah humornya.

Abunawas memang terkenal karena kejenakaan syair-syair yang diciptakannya yang kadang kontroversial. Temuan di internet bahkan menyebut Abu Nawas sebagai sastrawan cabul dan kotor. Dalam keadaan mabuk karena meminum yg memabukkan, sambil 'mengigau' atau berbicara tak karuan, ia sering menggubah puisi.Konon,ia sering keluar masuk penjara karena puisi-puisinya itu.
Namun manusia bisa berubah.

(paragraph dibwh ini diambil dari berbagai sumber di internet -nita)
Abu Nawas berubah total menjadi Islami menurut suatu riwayat setelah suatu malam pada bulan Ramadhan (diyakini sebagai Malam Lailatul Qadar), dalam keadaan “teler” ia didatangi seseorang tak dikenal. Orang itu berkata: "Hai Abu Hani, jika engkau tak mampu menjadi garam yang melezatkan hidangan, janganlah engkau menjadi lalat yang menjijikan merusak hidangan itu".

Kata-kata itu sangat berkesan pada diri Abu Nawas. Ia menyadari kesalahannya selama ini, merasa dirinya bukan garam, tapi lalat. Ia pun bertobat dan meninggalkan perilaku tidak Islaminya. Ia menjadi seorang ahli ibadah, rendah hati, rajin i'tikaf di masjid, dan jarang berbicara.

Ada lagi alasan yang didapat dr internet kenapa syair ini tercipta.

Menurut sebuah riwayat, Abunawas ingin menjumpai sahabatnya, Abdurrahman bin Auf. Setiba di rumah Abdurrahman, istri Abdurrahman membuka pintu dan betisnya terlihat karena hembusan angin yang mengingkap busananya. Kejadian ini membuatnya jatuh pingsan karena merasa kaget dan berdosa. Setelah sadar, ia mengasingkan diri di sebuah perbukitan.
Ada yang bilang syair ini karya Abdullah bin Rawahah, sumber lain menyebutkan, syair itu adalah karya Syekh Al-Sya'roni.

Siapapun pengarangnya, isinya sangat menyentuh. Ini lengkapnya :

Ya Tuhanku, tidak pantas bagiku menjadi penghuni surga-Mu
Namun, aku tidak kuat dengan panasnya api neraka
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa-dosa besar

Dosaku seperti jumlah pasir
Maka terimalah pengakuan taubatku Wahai Pemilik Keagungan

umurku berkurang setiap hari
Dan dosaku bertambah, bagaimana aku menanggungnya

Ya Tuhanku, hamba-Mu yang berdosa ini datang kepada-Mu
Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon pada-Mu

Seandainya Engkau mengampuni
Memang Engkaulah Pemilik Ampunan
Dan seandainya Engkau menolak taubatku
Kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain hanya kepada-MU?

******************
Ya, pada siapa lagi selain padaMu, ya Rabb…….
Dan akupun kembali tersungkur…….
Memohon ampunanMu....
Sebaik baik penolong...

09.09.09
dari notes fb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar