Rabu, 16 September 2009

KOMUNIKASI ALA NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP)

Buku ini kupinjem dari temen baru di kantor : Dwi Satya, anak muda yang mejanya koppel persis di sebelah kiriku. Suka melakukan monolog yang membuatku merasa perlu menengok beberapa kali krn kupikir sdg berbicara padaku dan suka menyanyikan lagu yang – sebenernya nggak kusuka, tapi krn kekuatan repetisi nya, menyebabkan aku ikut ”latah” untuk menyanyikannya dalam hati : Dewiiiiii... aku cinta padamu sampai mati. Oo Oo..

Dalam percakapan santai kami suatu kali, anak muda ini menyebut NLP. Kebetulan juga, dibawanya buku tersebut. Maka jadilah kupinjam dan membacanya bergantian dengan Harry Potter yang sampai sekarang blm selesai kubaca.


Apa itu NLP?

Penemuan NLP atau Neuro Linguistic Programming dimulai th 72 an di Santa Cruz California oleh Richard Bandler, mahasiswa psikologi dengan dan John Grinder, asisten profesor linguistik di UCLA. Kalo diKubik leadership training kita diajak memahami pembagian otak kanan kiri dan limbik kanan kiri, maka NLP lebih membedah kemampuan syaraf yang ada pada otak kanan. Di otak kanan, seni, termasuk merangkai kata, kreatifitas, emosi, kreatifitas, ingatan jangka panjang, dikontrol.
NLP (Neuro Linguistic Programming) sendiri akhir2 ini menjadi pendekatan mutakhir dalam teknologi pemberdayaan dan optimalisasi cara kerja pikiran/otak manusia yang berimplikasi pada performance saat sibuk dan keberhasilan individu karena pada dasarnya mental dan fisiologis manusia dikendalikan oleh pikiran (conscious dan subconscious).

Salah satu cara berkomunikasi (modalities) adalah penerapan dari berkembangnya NLP seseorang. Hebatnya pidato Bung Karno yang repetisi dan penuh karisma, atau Dwi yang mengulang2 nyanyiannya, kiriman bunga atau rayuan pacar tersayang lewat telpon?. Semua tersimpan dalam otak krn disampaikan begitu rupa.

Ada 4 modalities dalam NLP tapi untuk mudahnya ada 3 yang biasa dibahas yaitu VAK : Visual, Auditory dan Kinestetik. Modal dasarnya sih sebenernya, seperti pada bacaan psikologi populer lain, adalah empati. Begitu kita berempati pada lawan bicara, biasanya akan terjadi penyamaan frekuensi (entah kenapa skrng aku kok sering banget bicara pake kata ”penyamaan frekuensi” ya?).

Visual

Mengandalkan apa yang dilihat.

Tipe ini lebih menggunakan matanya untuk menilai/ mengingat sesuatu. Jika kita bicara teh, maka yang ada di bayangan org visual adalah cangkir bening dengan asap mengepul dan air hangat warna keemasan.

Untuk berkomunikasi dengannya harus menggunakan sesuatu yang bisa dia liat. Bukti, bakti tipe jenis ini lebih penting dari pada ucapan. Apa yang diliat akan lebih diingatnya, misalnya kamu org visual, maka sms pacarmu akan lebih diingat daripada ucapannya. Atau, kamu nggak inget alamat rumahnya, kecuali kamu pernah mencatatnya atau ngliat plang alamat rumahnya.

Ciri2 fisik, kira2 berkata cepat, berjalan cepat, seneng liat yang indah2, detail, teliti

Auditory
Mengandalkan pendengaran.

Keputusan yang dibuat berdasarkan apa yang dia dengar. Krnnya dia nggak terlalu suka baca ( senengnya ngobrol), seneng telponan daripada sms-an, seneng dirayu lwt kata2 daripada bunga (bedanya dengan visual).

Jika kita bicara teh, maka yang diingat adalah bagaimana komentar org ttg teh. Orgnya nggak detil. Nggak teliti.

Kinestetik
Mengandalkan perasaan.

Gampangnya, jika kita bicara teh, maka yang terbayangkan oleh org dgn tipe ini adalah : teh yang rasanya hangat sepat manis dan menyegarkan.

Krn mengandalkan perasaan, org ini mementingkan kenyamanan, mau ngomong mikir lama dulu takut nyinggung perasaan lawan bicara. Keputusan dibuat berdasarkan apa yang dirasakan.
Org spt ini senang disentuh, romantis atau hal hal lain yang membuatnya nyaman. Gestur, bahasa tubuh lawan bicara menjadi sangat penting bagi org ini untuk membuatnya ngrasa nyaman.

Berikut, sedikit tips untuk memahami org lain, supaya komunikasi jadi efektif dan nyambung (bisa juga untuk diterapkan kepacar, kan? He2). Dijamin akan tercipta harmonisasi dalam komunikasi.

Gini,

Jika partner mu dominan di tipe visual (nggak ada yang 100% di satu tipe – liat aja dominannya dimana), yang hrs dilakukan adalah tampill secantik mungkin.

Jika partner mu tipe auditory, mesti pinter2 ngobrol krn dia paling doyan ngobrol berjam-jam.

Jika partner mu bertipe kinestetik, atur aja body language-mu untuk membuatnya nyaman

Tapi, kalau nggak yakin tipe apa yang dominan, gunain aja 3 modal ini. Krn konon menurut buku NLP tulisan Joseph O’Connor dan John Seymor Terbitan Element, Great Britain th 1990 yang kupinjem ini (ada di hal 18) :

Ada 3 alat komunikasi: kata-kata, suara dan bahasa tubuh.
· dengan Words (Kata-kata) saja, hanya menyumbang 7% keberhasilan komunikasi
· dengan Voice (Suara/Nada Suara) saja, hanya menyumbang 38% keberhasilan komunikasi
· dengan Body Language (Bahasa Tubuh) saja, akan menyumbang 55% keberhasilan komunikasi.

Seperti yang tadi kusebut, nggak ada org yang 100% visual atau 100% auditori krn dasarnya manusia adalah multimodal people, maka kalo kamu nggak yakin partner-mu dominan visual, auditory atau kinestetik, gunain aja ke-tiga modal itu.

Good Luck!

Tags: | Edit Tags

Sunday September 23, 2007 - 08:31pm (PDT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar