Senin, 14 September 2009

Even kids need Tools

Kegiatan kali ini dimulai lebih cepat 10 menit dari jadwal rutin, yakni pukul 09.20 atas inisiatif Sisca melihat banyaknya personel dengan kaos putih oranye bertuliskan “Smart Kids” wira wiri di lantai bawah, menuju bangsal anak. Dan betul saja, kegiatan kali ini memakan waktu hanya 30 menit karena pada pukul 10.00 di aula yang berada di sayap kiri telah disiapkan acara khusus bagi anak-anak pengidap kanker - di adakan oleh Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) bekerjasama dengan perusahaan IBM dalam rangka peringatan 70 tahun perusahaan tersebut.

Sisca memulai acara dengan cerita “Burung kecil berlatih bernyanyi”. Cerita yang memakai berbagai alat peraga ini menceritakan seekor burung yang sedih mendengar suara yang dikeluarkannya: kgraaakk.. kgraaakk. Kemudian si burung kecil mencari tempat berguru, berturut2, binatang yang ditemuinya dimintai mengajari nya bernyanyi : burung hantu yang bernyanyi “houuuu..”, tikus yang bernyanyi dengan mencicit, kodok dengan suara “wroggg..wrooggg”-nya, sampai akhirnya siburung kecil hinggap di pohon yang rindang dan mencoba mengulang yang diajarkan binatang-binatang yang ditemuinya sambil bersiul dan terkaget kaget pada dirinya sendiri karena ternyata akhirnya dapat menyiulkan lagu riang : cuwiittt…cuwittt dan akhirnya bernyanyi : trilili lili lili….

Sisca membawakan cerita dengan menggunakan alat peraga yang dipegang oleh penulis dan penulis “menempatkan diri” sebagai stuntman : menirukan suara2 sesuai gambar yang dipegang diatas karton besar, mengajak anak-anak untuk menirukan bunyi bunyian sesuai gambar.

Pesan Moral :

Practice makes perfect. Semua harus dipelajari, tak ada yang instant.

Cerita cepat berganti ke “Kambing dibukit” yang dibawakan Nurul setelah sebelumnya anak2 diajak bernyanyi “Kalau kau senang hati”. Nurul menggunakan kedua jari telunjuk yang terus digerakkan untuk cerita ini. Cerita yang berasal dari eropa timur ini mengisahkan 2 ekor kambing : putih dan coklat yang tinggal di 2 bukit yang berseberangan dan dipisahkan jembatan kayu. Seperti halnya manusia yang selalu menganggap “milik tetangga lebih hijau”, kambing2 ini melihat rumput yang dipunyai lainnya lah yang lebih kelihatan enak. Jadilah masing masing kambing tersebut menuruni bukit dan menyeberang melalui jembatan ke bukit lainnya untuk mendapatkan rumput sampai suatu ketika mereka berpapasan dan tak ada yang mau memberikan jalannya. Salah satu diantaranya akhirnya meminta untuk masing-masing mengempiskan perut dan bergeser kearah yang berlawanan agar keduanya dapat melewati jembatan kayu tersebut. Pada cerita ini, penulis mengajak anak2 untuk mengempiskan perut dengan mendatangi anak-anak (dan mereka terlihat aktif mengikuti gerakan gerakan yang dilakukan penulis – juga pada saat menyanyi)

Pesan Moral:

Pentingnya mengalahkan ego, tak ada gunanya saling berkeras (pada kasus tak mau mengalah saat menyeberang jembatan)

Setelah cerita kambing tersebut, Sisca menutup acara sabtu ini karena beberapa anak telah “siap dijemput” panitia ulang tahun YOAI dan IBM diatas dengan mengajak anak-anak menyanyikan versi Indonesia dari lagu “Mc. Donald’s Farm”. Lagi lagi dengan mengajak anak-anak menirukan suara suara binatang yang ada dipeternakan. Tak dirancang sebelumnya, hari ini semua bercerita dan bernyanyi tentang binatang. Ketika berpamitan, tim KPBA kembali memberikan bingkisan kecil pinsil hias. Tak seperti pengalaman pertama penulis dalam kegiatan mendongeng di RSCM yang menggunakan “bed to bed method”, kali ini penulis mendapatkan pelajaran baru “using tool method”: mendongeng menggunakan alat peraga : kertas bergambar binatang dan penggunaan telunjuk untuk membuat “cerita tanpa buku” sama menariknya dengan mendongeng dengan gambar/buku. Ini merupakan pengalaman baru juga bagi penulis setelah bulan sebelumnya juga menjadi “stuntman” dengan niat menjadi tenaga panggilan menggantikan rekan yang berhalangan pada bulan sebelumnya dan tidak jadi “berakting” karena acara telah penuh terisi. Saat itu, yang menarik perhatian penulis adalah penggunaan kertas warna yang kemudian diketahui sebagai “storygami method”.

Tags: | Edit Tags

Sunday May 20, 2007 - 09:59pm (PDT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar