Minggu, 27 September 2009

GUSTI ALLAH MBOTEN SARE

Wednesday, September 9, 2009 at 2:37pm | Edit Note | Delete

Selama merasakan nikmat sakit ini, banyak sekali hal hal yang nggak disangka sangka datang. Mulai dari atensi teman2 n saudara2 yang luar biasa sampai detik ini, kiriman kedatangan teman2 (bener2 yang dikirim adalah orang) yang nggak dikenal sebelumnya, krn beberapa teman tinggal di luar dan pingin dpt kabar langsung, mengirimkan teman2 mereka, dan jadilah dpt kenalan2 baru, sampai pertolongan2 yang datang tiba2 dengan bermacam cara datangnya.

Hari inipun aku bersyukur krn masih memiliki 2 tangan. Ketika satu blm bisa difungsikan, aku msh punya tangan kiri. Dan, tetap bersyukur walau agak kehambat sedikit krn biasa pakai tangan kanan, aku pernah mandi jam 21 krn nunggu si mbak pulang teraweh, krn ga bs buka baju retsluiting belakang (hikmahnya: jangan pulang kantor malem2, hehe..). Potong kuku minta tolong org lain krn kuku tangan kiri ga bs dipotong sendiri, sampai ngetik dan makan pakai tangan kiri. Dengan masih sempurnanya tangan kiri, kegiatan masih bs dijalankan sampai yang kanan pulih.
Alhamdulillah..

Malaikat dan pertolongan2 tak terduga datang dari segala arah, antara lain:
- Pertemuan aku dengan dokter yang smp sekarang merawat, aku bs ngeluh apa aja kapan aja dan selalu dilayani.
- Tiba2 dokter kasih obat “warisan “ pasiennya yang baru meninggal dan nitip obat peningkat lekosit yang kebetulan sdg dibutuhkan dan harganya stengah juta per botol sebesar kelingking
- Dapet obat gratis seharga 8,5 juta, krn campur tangan dokter
- Tiba2 ditelpon sales obat, nawarin obat kemo tulang yang biasanya harganya 3juta dengan hanya 2,5 hanya karena kotak kertas luarnya kena tetesan air dang a laku, pdhl isinya masih bagus.
- Diskon semua obat (weww…, obat2 kanker memang mahal. Harga yang kudapat adalah harga terbaik – setelah cek beberapa apotik – dan tentu, ini campur tangan dokter). Obat kemo Doxorubicin dkk seharga 2,5jt per tiga minggu; kemo Xeloda seharga 3,5 juta per 2 minggu; Tykerb 9,3 juta per 2 minggu (pengganti Herceptin yang 19,2 juta per bulan); Bondronat 3,05 jt per 3 minggu; Femara 1,8 juta per bulan; kemo Paxus yang 8,5 juta per tiga minggu, Leukokin yang 500ribu sebesar kelingking setiap kali aku drop dan tiap kali drop bisa 1 – 3 hari nyuntik obat ini.
- Konsul tanpa bayar dan SMS Telpon dokter kapanpun aku perlu
- Kunjungan dan atensi temen2 yang nggak putus putus
- Dan lain lain, dan lain lain..

Dan keajaiban terbaru, terjadi sabtu kemarin.
Ceritanya, jumat kmrn aku ga tahan sama rasa sakit di tangan dkt siku, pangkal lengan, bahu, leher tengah dan kanan, dada atas kanan (hei, ternyata banyak juga spot nyerinya..), juga worried sm perkembangan tangan kanan yang makin terbatas gerakannya.

Jd lah sabtu pagi ke dokter mendadak setelah jumatnya janjian padahal jadwal control baru kamis depan.

Sampai sana diperiksa oleh dokter yang baikhati, obat yang lg ku minum XELODA diminta stop suruh berhenti dan ganti secepatnya dgn TYKERB. Untuk pain killer aku dikasih morphin sulfate yang ringan dan ga buat ketagihan krn pain killer yg lain ga mempan. Catatan khusus dokter : kalo ga tahan nyerinya baru pake. Siap!.

Jadilah telp2n dengan sales n sepakat obat dianter jam 18 krn aku ga pegang uang sebanyak itu (morphin 300 lebih, dan TYKERB untuk 2 minggu 9.3 juta) dan krn maksimum pengambilan harian ATM ku hanya 5 jt. Karena mbak Sri, kakakku, bilang 5jtnya lg dr mbak Sri, jadi lah aku telpon apotik untuk bisa dikirim jam 3, bukan jam sore krn uang 10 juta sudah ditangan. Akhirnya..

Jam 13 sampai rumah, ada sahabat datang jam 14an. Jam 15 obat datang aku bayar. Habis ashar mereka pulang sambil menitipkan “oleh2” dari sahabat.

Dari bungkusnya dan asal oleh2, aku menduga isinya coklat. Sorenya aku buka (dan tentu girang krn mendapat coklat!), ternyata selain coklat ada amplop isi uang. Komentar mbak Sri bikin aku merinding. Kira2 spt ini: Subhanallah... Allah yg bayar, Nit. Kontan!..

Karena, jumlahnya persis yang kita cari siang nya!.
Alhamdulillah…Subhanallah…Allahu Akbar…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar