Sejak beberapa tahun lalu aku taro kendi di pager rumah. Kepikiran aja waktu panas2 jalan n sambil jalan mikir gimana orang2 yang sehari2 nya minum aja mikir bisa kebeli apa nggak?. Jadilah, begitu ada kesempatan kepasar Tebet, beli kendi. Taro di pager, kasih gelas. Kesininya, ternyata jadi ”kerjaan” ibu. Ibu rajin banget ganti atau nambah airnya. Harus Aqua, nggak boleh air rebusan. Kata ibu, Aqua
Lucunya, beberapa kali gelas melayang (sampai akhirnya ibu make gelas bekas gelas mineral yang di iket2 cuci pasang cuci pasang). Kompleks kami termasuk aman, alhamdulillah. Sampai suatu kejadian menimpa kami, dan bikin aku nggak percaya sampai sekarang...
Kendi kami diambil orang!.
Wah, ternyata ada juga peminatnya ya?
Ibu semangat critain hilangnya kendi kami, sepulangnya dari kantor, mau nggak mau aku ndengerin crita ibu. Aku lupa persisnya critanya tapi kira2 gini :”Tadi siang jam sekian masih ada, karena ibu liat ada yang minum, jam sekian mau ibu isi tapi panas sekali diluar, jam sekian mau isi udah nggak ada”.
Besoknya terpaksa nggak ada yang bisa kami suguhkan pada ”tamu2” kami. Bukan apa2, soalnya di pasar Tebet (Barat) nggak banyak yang jual. Biasanya kucari di tukang gerabah yang cuma ada 1 – 2 toko. Hanya di lantai 2. Dekat tangga tempat aku suka beli loyang kue, atau di dalem di yu Empon2 yang jual empon2 atau jamu godok, sirih, gambir, pinang. Tapi jam 3 an udah tutup. Tunggu sampe sabtu ato minggu baru aku bisa beli pagi2...
Singka crita, jadilah mejeng lagi sang kendi. Beberapa bulan kemudian, di suatu malem jam 8, rumah diketuk. Tetangga *samasepuhnyadenganibu*, dateng, mau minjem kendi untuk dipakai nari Bondan (jadi inget waktu TK aku juga nari Bondan naikin kendi, kendi nya pecah, habis itu mogok nari J) oleh cucunya yang TK. Aaahh, masa iya nggak boleh? Tentu boleh!. Cucu tetangga sama pentingnya dengan tamu2 jalanan kami.
Ini peminat kedua.
Sahabatku, mas Arya dan anak2nya kalo nganter aku pulang, selalu menyempatkan diri minum (ga pake gelas – tapi di kucur tenggak) dari kendi. Aku n istrinya hanya bisa senyum2 ngliat keasyikan mereka. Peminat ke tiga.
Beberapa kali kendi kami diganti sampai kejadian hari ini. Sore ini, pulang kantor setelah seharian ”kontraksi bukaan 6” karena nyiapin proposal Reconstruction Aceh yang hueboh itu (wah adrenalin orang sekantor naik!). Sampai rumah disuguhi cerita ibu. Piring alas kendi diambil orang! (padahal minggu nya aku yang ganti karena mau dicuci sikat). Aku masih senyum2, dan berhenti senyum karena ternyata crita ibu belum slesai.
Ibu nglanjutin critanya lagi, dengan santai : ”Ibu udah lapor pak RT kok”.
Hah?!?$#@
Piring ”ilang” gitu lohhhhhhhh!!!......
Tags: | Edit Tags
Monday June 19, 2006 - 08:22pm (PDT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar