Senin, 14 September 2009

Pak Raden

Ini alasanku buka blog tentang Unyil.

Sabtu, adalah hari pertamaku bergabung dengan Kelompok Pecinta Bacaan Anak (KPBA) - Thanks to pasangan Mas Ari Rahardjo (temen Smandel) dan mbak Tety Elida (temen SMP dan Smandel) yang ngenalin adanya komunitas ini. Setelah muter2 ITC Permata Hijau dan berhasil mengontak pengurus, sampailah dilantai 2 Blok Diamond 22-23. Setelah di dhapuk untuk memperkenalkan diri dan acara perkenalan selesai, tiba2 terdengar suara yang rasanya pernah akrab ditelinga. Suara Pak Raden!. Sontak menengok asal suara, ternyata Pak Raden hadir!. Pak Raden Hadir!. Rasa kanak2 ku muncul kembali dan terasa begitu senangnya mendengar pak Raden mendongeng untuk kami.

Mau dengar bagaimana senangnya kami?

Pak Raden didhapuk untuk mendongengi kami. Dengan tertatih-tatih pak Raden (tampil tanpa kostum pak Raden) menuju papan tulis.

Ah ya! aku inget pak Raden terkenal juga sebagai ilustrator anak.

Siang itu pak Suyadi, begitu nama asli pak Raden mendongengi kami tentang Si Gundul yang Pemalas.

Dengan lincah dan (sangat sangat) cepat, pak Raden menggambar seorang anak kecil gundul yang memakai caping (kepala gundul dihapus diganti gambar caping – sambil bertanya pada kami, sekitar 15 an orang dewasa)

"Sigundul berjalan membawa kambing" – (yang buru2 di gambarnya) "dengan memakaiiiiii???????"

Caaaaaapiiinggggg!!!! – (teriak kami).

Si gundul dibekali ibunya makan siang ( lalu tercipta gambar bungkusan kain isi makan siang siGundul yang dipegang dengan tangan kirinya)

"Setelah menemukan padang rumput yang hijau dan cukup untuk menambatkan kambingnya, si Gundul yang pemalas melihat pohon yang rimbun, mengikat makanannya di ranting dan ingin segera beristirahat"

(Gambar pohon yang rimbun dengan buntelan di ranting dan seorang anak rebahan segera terlihat di whiteboard.)

"Oaaahhhhh.....kata si gundul"

(sret sret...gambar tangan dan mulut si Gundul tiba-tiba berubah)

"Oaahhhhhhh....."kata pak Raden

(dan segera mengganti mulut si gundul menadi lebih lebar dan mata yang makin menyipit)

"Lalu...."(demikian kata pak Raden)

”siGundulpun tertidur pulas”.

(Sreeet sreeettt gambar mata berubah menjadi garis...)

Begitu seterusnya setiap adegan atau pun perjalanan cerita melibatkan tak hanya suara menawannya yang berubah2-ubah

(ini terjadi ketika si Gundul terbangun, merasa lapar dan menangis minta makan, lalu ada seorang kakek, ibu tua dan ibu dengan usia yang lebih muda berjalan melewati si gundul, mencoba membantu si Gundul menghilangkan rasa lapar dengan menawarkan banyak pilihan).

Suara2 yang berganti,

kami, para pendongeng muda yang dilibatkan untuk berinteraksi

dan gambar2 yang berkelebatan ganti, membuat kami merasa seperti anak kecil yang menikmati cerita hebat tersebut.

Pak Raden.....kami rindu suara Pak Raden.....dan tiba2 teringatlah aku akan cerita Unyil, karakter2 di cerita tersebut sampai beberapa episodenya.....

Tags: | Edit Tags

Monday January 15, 2007 - 01:42am (PST)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar