Minggu, 13 September 2009

IN ONE CONDITION...

Ini percakapan via telp kira2 th 1994, lalu yang nggak penting, sebenernya tapi coba simak :

S : Ni, coba loe jadi bini gua, ya?

N: Emang knapa dg bini loe?

S: ya gimana yaaa.., Cuma gue kepikiran aja kalo loe jadi bini gue.

N : Loe ga pernah bilang kalo suka sama gue...(kalo aja dia bilang waktu itu, langsung he-eh, aku – begitu batinku waktu itu)

S : Siapa sih yang brani sama loe, Ni? Ditolak kan, tengsin!

N : Emang kenapa dengan gue?

S: ya, gue takut aja – kayaknya loe ga butuh gue. Bini gue, tergantung banget ma gue. Ngrepotin, kadang2, tapi kalo dipikir2, gue kan dibutuhin...

N : jadi, menurut loe, cewek harus selalu tergantung ma cowok, bersijap inferior?.

S; Naaaaaaa.... bukan gitu.....

N: lalu?

S : Gue setuju dan dukung sepenuhnya perempuan yang ambil S3, jadi astronot, jadi pemimpin ato apapun namanya, perempuan yang capai ambisinya? Gue dukung!. Satu syaratnya.

N : Apaan?

S: Perempuan itu bukan istri gue.

N: ?!?!ÐN!!

Gubrak! Percakapan berakhir dengan aku misuh2..

TIME FLIES....

Sekitar 1 th lalu dikantor tempatku kerja sekarang (2006), aku terlibat pembicaraan dengan topik poligami. Awalnya ngebicarain makanan trus ke wong solo n aku di giring ke topik the most I hate. Poligami.

Kebetulan, yang diajak diskusi adalah penganut poligami, dan argumentasi nya terkenal kuat. Disegala topik. Terpojoklah aku. Untung aku inget temenku, S.

N : ok, mas, jangan kuatir. Aku setuju kok dengan wacana poligami.

F : (senyumnya kelihatan puas), n mau komentar, langsung ku potong

N: Hanya dengan 1 syarat, mas.

N : Orang yang melakukan poligami itu bukan suamiku.

END OF DISCUSSION......

Mujarab juga ”in one condition” nya..............

Tags: | Edit Tags

Monday April 10, 2006 - 10:37pm (PDT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar